d
Sore tadi kami berempat datang ke klien dengan maksud mempresentasikan logo yang diminta dan mendiskusikan beberapa hal lainnya ... Resume pembicaraan:
1. Klien keberatan saat kita mematok harga logo, karena mereka berasumsi jika mereka nantinya produksi di company kita, maka logo dan desain material promo bakal gratis tis ... (gak tau deh, bagaimana asumsi itu bisa tercipta, secara dari awal kita sudah memberikan ancer2 'bakal ada harga').
Hmm ... halo, komponen penawaran kita selalu terdiri dari 3 item. logo & corporate identity, graphic designs, production. kalau brosur dan atau company profile masih mengharuskan kita melakukan riset sendiri dan kemudian menyusun copywriting-nya, maka bakal muncul juga komponen copywriting. Nah, logo & corporate identity jelas harus terbayar. sedang graphic designs dimunculkan harganya untuk 'njagani' kalau klien menyukai desain kita, tapi tidak cocok dengan harga produksi kita, hingga hanya menghendaki konsep yang kita bikin dan akan memproduksinya di percetakan lain. Nah kalo klien produksi di tempat kita dengan jumlah yang cukup banyak, biasanya company bisa membertimbangkan diskon untuk di posisi graphic designs sebagai compliment.
2. Klien shock waktu kita bilang harga logo 1 juta (hmm ... itu harga buat klien lokal yang baru akan mulai usaha. untuk klien mapan, tentunya harganya gak bakal sejumlah itu). Kemudian mereka mengira harga logo bakal hanya 250rb.
Makanya begitu angka 1 juta muncul, sesi curhat pun dimulai :) ... Akhirnya kita jelaskan, kalo harga 250rb bisa kita berikan untuk logo event yang tempo penggunaannya terbatas. Untuk corporate logo, jelas angka tersebut terlalu rendah, secara logo sebenarnya bisa kita jual sampai puluhan juta rupiah. Harga 1 juta kita munculkan karena klien adalah perusahaan yang baru akan berdiri, dan dengan harapan kerja sama kita bakal jangka panjang.
3. Waktu kita ngebahas lokasi tempat usaha, giliran kita yang cerita kalo kita agak2 shock. Soalnya lokasinya bener2 in the middle of nowhere. Bayangkan saja, di luar jalan utama, masuk ke jalan berbatu, ketemu semak-semak di pinggir jalan, dapat kompleks perumahan di sebelah kiri, masuk ke jalanan ber-paving block, belok ke kiri, ada tanah kosong di beberapa petak, dan TADA! di situlah lokasi usaha. Bener2 tempat jin buang anak. Kita tanyakan kemungkinan untuk mengganti lokasi, dan jelas dijawab nggak mungkin, karena sewa sudah dibayar. Wow, tugas berat untuk membuat sign board, tugas berat buat promotion materials, tugas berat buat babat alas ...
Waktu mempelajari Marketing Mix, kita mengenal Product-Price-Place-Promotion. Tapi selama ini aku belum pernah berjumpa dengan lokasi usaha yang 'semenantang ini'. intinya adalah, bagaimana bisa menyeret konsumen untuk mau menggunakan jasa usaha klien di tempat yang ngumpet gitu, sementara jenis usaha yang dijalankan klien adalah jenis usaha dengan kompetitor yang sudah cukup banyak. Kompetitor juga memiliki lokasi yang relatively lebih strategis. Untuk kasus ini aku benar2 bisa menghayati frasa 'hanya Tuhan yang tahu'.
4. Klien mempertanyakan "Kenapa saya harus bayar harga desain. Padahal kan kalo brosur, materinya sudah dari saya. Foto, juga kemungkinan dari saya. Jadi tugas Anda 'cuma' mengatur-atur posisi"?
Akhirnya penjelasan harus sampai ke pentingnya corporate identity. Satu pemahaman di luar hanya sekedar penempatan naskah dan foto di bidang corel draw. Pemahaman mengenai corporate identity dimiliki para graphic designers. Mereka yang tahu, bahwa tiap komponen warna, bidang, font, gambar, dan grafis, sangat menentukan bagi kepribadian yang akan dibangun corporate. Skill itu yang membuat graphic design dan logo memiliki harga, bukan hanya jadi compliment semata.
5. Klien bertanya, untuk buku tahunan, bisa nggak ditulis dengan 3 bahasa: Indonesia, English, dan Mandarin (plus tulisan Mandarin)
Hmm, untuk yang ini terpaksa aku laporkan dengan pembukaan: Ooops!
Kita tadi jelaskan ke klien, kalau di kantor gak ada yang punya kemampuan dengan bahasa dan tulisan Mandarin. Jadi untuk editing bakal jadi masalah tersendiri. Tapi ternyata baru saja aku diberi tahu, kalo hal itu bisa dengan mudah diselesaikan. Berikan saja template kosong ke klien dalam bentuk print out. Di print out itu, kan kelihatan space yang bisa diisi dengan tulisan Mandarin. nah, persilakan saja klien menulis sendiri seukuran kolom yang tersedia. nanti, kita setting pake page up, terus ditempel deh ke corel draw template. Hehehe ... untuk yang ini, terpaksa bakal ada ralat ke klien deh besok :P
Fiuuuuhhh ... (kipat-kipat keringet di jidat, dan kita pun beranjak pulang)