Kamis, 07 Juli 2011

"Beli Indonesia" akankah bertahan?


Apa sih bedanya gerakan "Beli Indonesia" dengan slogan dan gerakan yang dulu pernah di-hype-kan, "Aku Cinta Produk Indonesia"? Bukannya sama-sama meminta kesadaran masyarakat Indonesia untuk mencoba produk Indonesia dan kemudian diharapkan akan menggunakannya? Mengapa harus ada perubahan nama gerakan?

Kalau aku lihat dari persepsiku sih, gerakan seperti itu justru mengukuhkan kita dalam berperilaku khas bangsa yang pernah terjajah. Mengapa kita harus sebegitu takutnya bersaing dengan produk-produk luar negeri (yang biasanya diyakini sebagai produk negara yang lebih maju) jika kita yakin atas kualitas produk yang kita miliki? Kita justru tampak minder sehingga merasa harus menggalang persatuan di kalangan produsen dan konsumen untuk bisa sekata dalam melakukan konsumsi.

Aku tidak bisa membayangkan menggembar-gemborkan dan "memaksa" orang lain untuk seide dengan kita akan bisa mendongkrak konsumsi produk dalam negeri. Soalnya masalah konsumsi kan preferensi pribadi. Apa yang kita beli bisanya berdasarkan dari referensi positif yang kita miliki digabung dengan pengalaman pribadi. jadi pemaksaan slogan dan gerakan akan kurang mengena, dan aku khawatirkan hasil "Beli Indonesia" akhirnya akan tidak jauh berbeda dengan "Aku Cinta Produk Indonesia". Hanya sebatas slogan dan stiker yang ditempel di mana-mana.

Penciptaan citra yang bagus mengenai produk Indonesia (IMHO) tidak bisa dibangun dengan suatu gerakan. Kalau kita memang yakin atas produk yang kita hasilkan, mengapa kita tidak mengemas pemasarannya dengan cara yang lebih terstruktur dan disusun berdasar riset konsumen yang mendalam? Pemahaman yang mendalam tentang perilaku konsumen dan kemudian usaha untuk mendekati konsumen berdasar pemahaman tersebut biasanya akan lebih efektif dibanding memaksakan slogan yang kebanyakan orang tidak tahu atau tidak yakin akan korelasi positifnya dengan kenyataan di pasar.

Mulailah membuat strategi pemasaran yang consumer base. Jangan jadikan biaya sebagai alasan untuk meniadakan promosi karena tanpa ada promosi yang memadai, produk yang bagus tidak akan bisa terkomunikasikan dengan benar. Dan promosi pun bisa dirancang sesuai dengan budget yang ada.

Jadi, daripada "memaksa" konsumen untuk "Beli Indonesia", lebih baik yakinkan konsumen bahwa produk lokal memang layak untuk dibeli dengan menjaga mutu dan melakukan kombinasi tepat dari komponen-komponen promosi yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar